Thursday, June 12, 2014

Hereditas dalam Hukum Mendell

Gregor Johann Mendell (1822–1884) adalah seorang rahib dari Kota Brunn, Austria. Beliau mengadakan percobaan terhadap kacang ercis (Pisum sativum) yang menghasilkan prinsipprinsip genetika. Penelitian Mendell diadakan jauh sebelum dikenal mengenai kromosom, DNA, maupun RNA. Dalam percobaannya, Mendell mengandalkan kacang ercis karena memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut.
1. Memiliki pasangan-pasangan sifat beda yang menonjol (7 macam), sebagaimana pada tabel berikut.

2. Memiliki bunga sempurna sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri.
3. Mudah disilangkan sehingga mudah menghasilkan hibrid.
4. Siklus hidupnya singkat dan cepat menghasilkan keturunan.

Mendell melakukan percobaan dengan menyilangkan dua induk galur murni yang memiliki satu sifat beda (enam sifat lainnya sama), yaitu induk galur murni berbiji bulat dengan induk galur murni berbiji keriput. Galur murni adalah tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri secara terus-menerus selalu menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya, meskipun ditanam berulang-ulang. Hasil percobaan tersebut ternyata seluruh keturunan pertama berbiji bulat. Percobaan berikutnya, masing-masing keturunan pertama disilangkan dengan sesamanya yang akhirnya memunculkan kembali sifat yang tidak muncul pada keturunan pertama. Berarti ada sifat yang tidak muncul atau tertutup.
Sifat yang muncul pada keturunan pertama disebut sifat dominan, dan sifat yang tidak muncul pada keturunan pertama disebut sifat resesif. Sifat resesif baru muncul setelah persilangan dari keturunan pertama. Persilangan dengan sifat beda disebut hibrid (bastar). Pembastaran dengan satu sifat beda disebut monohibrid. Pembastaran dengan dua sifat beda disebut dihibrid.
Pembastaran dengan tiga sifat beda disebut trihibrid. Jika keturunan pertama dari percobaan Mendell dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri atau dengan sesamanya, akan diperoleh 75% sifat dominan, yaitu biji bulat dan 25% sifat resesif, yaitu biji keriput.
Simbol dalam percobaan Mendell yang perlu diketahui:
P = induk
F = filial (anak/keturunan)
F1 = keturunan pertama (filial-1)
F2 = keturunan kedua (filial-2)
Sifat beda dinyatakan dalam gen dominan yang ditulis dengan simbol huruf besar. Adapun gen resesif ditulis dengan simbol huruf kecil. Misalnya:
B = simbol untuk gen yang menentukan biji bulat
b = simbol untuk gen yang menentukan biji keriput
Sifat yang tidak tampak namun mampu menentukan hasil keturunan disebuf genotipe, sedangkan sifat yang tampak disebut sifat fenotipe. Sel somatis (diploid) mempunyai gen-gen berpasangan, yang disimbolkan dengan pasangan huruf dobel. Misalnya:
BB = simbol untuk tanaman berbiji bulat
bb = simbol untuk tanaman berbiji keriput
Dalam sel somatis, gen-gen dalam keadaan berpasangan karena kromosom-kromosom yang membawa gen-gen tersebut juga berpasangan atau diploid (2n). Anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan disebut alela. Misalnya: B menentukan sifat biji bulat, dan b menentukan sifat biji keriput, maka B dan b merupakan alel.
Jika individu memiliki genotip yang terdiri atas alela yang sama, misalnya BB atau bb disebut homozigot. Apabila genotipenya terdiri atas alela yang tidak sama, misalnya Bb disebut heterozigot. Gen dikatakan sealela satu sama lain apabila terletak pada kromosom homolog lokus yang bersesuaian sehingga memengaruhi atau mengawasi proses perkembangan yang sama tetapi dengan cara yang berlainan. Pada peristiwa lain, alela bisa memiliki lebih dari dua anggota. Alela yang demikian disebut alela ganda (multiple alelle). Contoh, peristiwa multiple alellomorfi pada kelinci yang memiliki empat cara yang berlainan.
Gamet yang terbentuk merupakan sel yang haploid maka gen-gennya bebas tidak berpasangan. Gamet disimbolkan dengan satu huruf. Misalnya:
B = simbol untuk gamet yang menentukan biji bulat
b = simbol untuk gamet yang menentukan biji keriput
Berdasarkan percobaan-percobaannya, Mendell menyusun hipotesis sebagai berikut.
1. Setiap sifat organisme dikendalikan oleh sepasang gen yang berasal dari kedua induknya.
2. Tiap-tiap pasangan gen menunjuk bentuk alternatif sesamanya. Kedua bentuk alternatif itu disebut alela.
3. Adanya sifat dominan yang menutup sifat resesif. Jika keduanya berada bersama-sama disebut sealela.
4. Pada proses meiosis, sesuai dengan prinsip segregasi (pemisahan) maka faktor-faktor keturunan akan memisah dalam bentuk gamet. Selanjutnya, pada proses pembuahan gametgamet jantan dan betina yang memisah tersebut akan berpasangan secara acak.
5. Individu murni mempunyai dua alela yang sama, misalnya BB atau bb.
Prinsip pemisahan gen-gen pada meiosis disebut Prinsip Segregasi (Hukum I Mendell).
Pada peristiwa intermedier, tidak terdapat sifat dominan atau resesif sehingga penyilangan dua galur murni menghasilkan keturunan yang berbeda dengan mengambil sifat alternatif antara kedua induknya. Contoh percobaan Mendell pada penyilangan Antirrhinum majus berbunga merah galur murni (MM) dengan Antirrhinum majus berbunga putih galur murni (mm) menghasilkan F1 yang seluruhnya berbunga merah muda (Mm). Jika disilangkan sesama F1, maka F2 yang dihasilkan berbunga merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan 1: 2: 1. Adapun diagram persilangannya sebagai berikut.
Berdasarkan percobaan-percobaannya, Mendell menyusun hipotesis sebagai berikut.
1. Setiap sifat organisme dikendalikan oleh sepasang gen yang berasal dari kedua induknya.
2. Tiap-tiap pasangan gen menunjuk bentuk alternatif sesamanya. Kedua bentuk alternatif itu disebut alela.
3. Adanya sifat dominan yang menutup sifat resesif. Jika keduanya berada bersama-sama disebut sealela.
4. Pada proses meiosis, sesuai dengan prinsip segregasi (pemisahan) maka faktor-faktor keturunan akan memisah dalam bentuk gamet. Selanjutnya, pada proses pembuahan gametgamet jantan dan betina yang memisah tersebut akan berpasangan secara acak.
5. Individu murni mempunyai dua alela yang sama, misalnya BB atau bb.
Prinsip pemisahan gen-gen pada meiosis disebut Prinsip Segregasi (Hukum I Mendell).
Pada peristiwa intermedier, tidak terdapat sifat dominan atau resesif sehingga penyilangan dua galur murni menghasilkan keturunan yang berbeda dengan mengambil sifat alternatif antara kedua induknya. Contoh percobaan Mendell pada penyilangan Antirrhinum majus berbunga merah galur murni (MM) dengan Antirrhinum majus berbunga putih galur murni (mm) menghasilkan F1 yang seluruhnya berbunga merah muda (Mm). Jika disilangkan sesama F1, maka F2 yang dihasilkan berbunga merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan 1: 2: 1. Adapun diagram persilangannya sebagai berikut.
Pada eksperimen berikutnya, Mendell menyilangkan kacang ercis galur murni yang memiliki dua sifat beda (dihibrid). Kacang ercis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput warna hijau. Sifat bulat dominan terhadap keriput dan sifat kuning dominan terhadap hijau sehingga F1 seluruhnya berbiji bulat warna kuning. Pada persilangan F1 terhadap sesamanya atau jika dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri, akan diperoleh kombinasi keturunan sebagai berikut.
Berdasarkan diagram di atas, disimpulkan sebagai berikut.
1. F1 seluruhnya bergenotipe BbKk dan berfenotipe bulat kuning.
2. Menghasilkan 9 macam genotipe, sedangkan fenotipenya ada
4 sebagai berikut.





Dengan demikian, Mendell menjelaskan setiap alela secara bebas diturunkan pada tiap-tiap gamet. Setiap gamet hanya menerima satu faktor sifat menurun dari sifat pasangan alela. Gejala yang menunjukkan adanya pemilihan kombinasi (berpasangan) secara bebas disebut Hukum Asortasi Mendell (Hukum II Mendell).
Pada penyilangan dengan tiga sifat beda disebut trihibrid. Apabila masing-masing induk galur murni disilangkan, maka akan dihasilkan gamet F1 sebanyak 8 macam, sehingga jumlah macam genotipe F2 = 27 macam. Jumlah kemungkinan fenotipe F2 = 8 macam. Perbandingan fenotipe F2 = 27: 9: 9: 9: 3: 3: 3: 1. Untuk mencari jumlah macam gamet kemungkinan genotipe dan kemungkinan fenotipe pada F2 dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada beberapa uji persilangan, jika keturunan F1 disilangkan dengan salah satu induknya disebut persilangan balik (back cross). Sifat keturunan yang dihasilkan dari persilangan balik adalah sama. Untuk mengetahui genotipe dari suatu individu maka disilangkan dengan individu yang sudah diketahui genotipenya, yaitu homozigot resesif. Persilangan semacam ini disebut uji silang (test cross).
Beberapa penyimpangan semu yang terjadi pada Hukum Mendell sebagai berikut.
1. Polimeri
Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri tetapi memengaruhi bagian yang sama pada suatu organisme. Pada percobaan Nelson Ehle terhadap gandum biji merah dan biji putih, seolah-olah terjadi sifat-sifat intermediat F2 yang diperoleh dengan rasio fenotipe = 15 merah : 1 putih.
2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah hilangnya pengaruh faktor dominan dan baru kelihatan pengaruhnya apabila bersama-sama dengan faktor dominan lainnya. Percobaan kriptomeri dilakukan Correns (1912) terhadap bunga Linaria maroccana yang berbunga merah dengan berbunga putih. Seluruh F1 berbunga ungu, tetapi F2 terdiri atas tiga macam fenotipe, yaitu ungu, merah, dan putih dengan perbandingan 9 : 3: 4.
3. Epistasi dan Hipostasi
Epistasi adalah faktor dominan yang menutup faktor dominan lain yang bukan alelanya. Gen yang menutup disebut epistasi, sedangkan gen yang ditutup disebut hipostasi. Percobaan Nelson Ehle terhadap gandum biji hitam dengan gandum biji kuning, keturunan F1 semuanya berkulit biji hitam. Keturunan F2 menghasilkan biji hitam, kuning, putih dengan berbandingan 12 : 3: 1.
Beberapa hal yang juga menyimpang dari Hukum Mendell yaitu terjadinya peristiwa pautan dan pindah silang. Akan tetapi Mendell berhasil menguraikan terjadinya penyimpangan ini. Pada peristiwa pautan, gen yang mengatur sifat satu berpaut dengan gen yang mengatur sifat lainnya. Padahal, gen-gen tersebut terletak pada kromosom yang sama dan tidak dapat disegregasikan dengan bebas. Adapun, pada peristiwa pindah silang terjadi karena gen-gen terletak pada kromosom yang sama dan dipindahkan bersama melalui gamet pada keturunannya. Akan tetapi di dalam pembentukan gamet sebagian kecil dari gen-gen itu berpindah tempat, sedangkan yang lain tetap pada kromosom semula. Peristiwa ini disebut pindah silang (crossing over).
Sumber buku : Biologi_3_Kelas12_Subardi_Nuryani_Shidiq_Pramono_2009

No comments:

Post a Comment